Hari Sampah
Peringati Hari Peduli Sampah Nasional 2025, Civitas Akademik MTsN 1 Pasuruan Gelar Sedekah Sampah, membuat Ecobric dan Ecoenzym

Hadir Sebagai Inspirasi

Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional tahun 2025, MTsN 1 Pasuruan menggelar sejumlah kegiatan diantaranya pemilahan sampah, sedekah Sampah, pembuatan Ecobric, Ecoenzym, pembuatan kompos, pengecatan tempat sampah dan kebersihan lingkungan madrasah dengan memungut sampah di area hutan kota.
Kegiatan ini diikuti oleh guru dan siswa tepat di hari Jumat (22/2).

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 diperingati pada tanggal 21 Februari. Adapun HPSN 2025 bertepatan dengan 20 tahun tragedi runtuhnya TPA Leuwigajah, Cimahi yang memakan korban pada 21 Februari 2005 yang menjadi titik balik pengelolaan sampah di Indonesia. Tema HPSN tahun 2025 “Kolaborasi untuk Indonesia Bersih”.

Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional di MTsN 1 Pasuruan dibagi menjadi beberapa tempat. Beberapa siswa membuat Ecobric dari sampah olastik bekas makanan, Ecoenzym dari sampah organikdari kulit buah kemudian ditambah air, pengecatan tempat sampah, untuk sampah organik, sampah kertas dan sampah plastik. Sementara sebagian yang lain memberikan sedekah Sampah.

“Kegiatan ini merupakan upaya bagi pihak madrasah untuk ikut berperan serta menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah melalui kegiatan reduce, recyle. Selain itu membiasakan siswa agar mencintai lingkungannya dengan mengoptimalkan pemanfaatan sampah yang ada di lingkungan sekitar, ” ujar Dra. Lilik ketua Tim Adiwiyata. (Tya)

 

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait